14 November 2017

Sensasi Ngentot Seorang Janda


Sensasi Ngentot Seorang Janda - Aku seorang janda tanpa ada anak, namaku Febri, usiaku kini 30 tahun. Aku sudah pernah menikah, kurang lebih selama hampir tiga tahun. Pernikahanku yang memang tidak dikaruniai anak. Aku telah bercerai, karena suamiku ini berselingkuh. Dan juga semenjak cerai aku pun selalu menghibur dalam diriku dengan membaca saja. Terkadang aku chattingan, akan tetapi aku yang tidak berharaf untuk bisa bertemu dengan teman chattinganku. Aku masih saja trauma akibat suatu perlakuan suamiku terhadapku.

Sensasi Ngentot Seorang Janda


Aku kenal dalam beberapa orang teman untuk chatting yang yang memang asyik buat diajak bercanda, salah satunya adalah Yudi. Dia anak dari kuliahan, Yudi merupakan teman chattingku yang baru pertama kali yang telah pernah bertemu denganku. Aku bertemu dengan nya, padahal aku baru sekali saja chatting dengannya. Kami bertemu untuk pertama kali di sebuah hotel.

Aku berjanji untuk bisa bertemu dengan Yudi di sebuah cafe. Aku memang sengaja datang buat lebih awal dan juga memilih tempat yang sedikit agak ke pojok agar aku bisa dapat melihat dia kini terlebih dahulu. Aku pun memesan minuman, dan hingga mataku tertuju terus kearah pintu untuk masuk cafe.

Sambil menunggu Yudi datang, aku memperhatikan orang-orang di sekelilingku. Aku merasa sangat risih sekali, karena ada seorang anak muda (usianya pun sekitar 25 tahunan) yang duduk sendirian di tempat meja sebelahku memperhatikan aku terus sejak pertama aku telah masuk cafe. Tapi aku cuekin saja. Tiba-tiba anak muda itu pun menghampiri diriku dan juga memperkenalkan dirinya. Namanya Yudi. Aku sampai kaget sekali, karena tidak pernah bisa kubayangkan sebelumnya bahwa Yudi itu masih muda. Dia masih terbilang sangat muda, padahal saat ketika chatting, dia telah mengaku berusia 35 tahun. 

Cerita Sensasi Ngentot Seorang Janda

Dan juga tentunya, selama aku dalam berkomunikasi melalui telepon, suara Yudi kelihatan seperti seorang bapak-bapak dan hingga sangat dewasa sekali. Aku pun sangat grogi. Untuk bisa menghilangkan rasa grogi ini, kupersilakan Yudi duduk dan memesankan suatu minuman.

“Maaf Bu Febri, saya telah berbohong kepada Ibu. Saya memang mengaku berusia 35 tahun, padahal saat ini usia saya tidak setua itu.

Tentunya juga, saya pun mohon maaf tidak memakai pakaian yang telah saya janjikan. Saya harus memanggil siapa nih? Ibu atau Mbak ataupun Tante atau siapa yah?”

“Febri saja deh, biar kita lebih akrab,” jawabku.

Selanjutnya Yudi bercerita, kenapa dia kini berbohong usia, juga aktifitasnya dalam sehari-hari, begitu juga aku yang menceritakan aktifitasku dan juga kehidupan sehari-hariku ini. Aku tidak menyangka-nyangka dari cara dia untuk berkomunikasi sangatlah dewasa dan juga banyak dibumbui dengan sebuah kata-kata humor, sehingga aku sampai dibuat terpingkal-pingkal oleh nya.

Tidak terasa kali, waktu bergulir dengan sangat cepat sudah sore, Yudi mengajak untuk nonton di bioskop. Aku pun tidak sungkan-sungkan, langsung aku mengiyakan saja. Sepulang nonton sudah larut malam, aku di antar Yudi ditengah perjalanan Yudi mulai agak-agak nakal. Sambil untuk bercerita, dia sudah memberanikan diri untuk mengelus-elus tanganku saat ketika aku sedang dalam memindahkan perseneling. Pada awalnya kini kutepis, tapi terlihat bandel juga ini anak. Dia tidak ada pernah kapok, walau sering kutepis berkali-kali. Karena bosan dan juga tidak ada hasilnya kalau pun kularang, maka kubiarkan dia untuk mengelus-elus tanganku.

Aku memang akui, elusan nya itu membuat dalam hatiku berdebar lebih sangat cepat dari biasanya. Bahkan semakin lama pada elusannya semakin ganas, dan juga sudah mulai berani untuk mengelus pahaku. Kubiarkan saja entah dikarenakan suasana yang mendukung, karena kami kini hanya berdua-duaan, dan juga mungkin karena aku kesepian selama ini, karena sudah lama sekali tidak dielus laki-laki. Aku membiarkan tangan nya untuk beraksi lebih jauh. 

Demikian Untuk Cerita Sensasi Ngentot Seorang Janda

Aku pun mulai merinding, dan sampai darahku serasa panas menjalar bagian seluruh tubuhku. Semakin lama, Aku pun semakin menikmati dalam elusan tangannya.

Yudi sudah sangat berani, dia yang kini sudah berani untuk memegang payudaraku. Aku pun mulai terangsang. Aku sudah tidak tahan lagi merasakan elusan pada tangannya. Aku suruh dia untuk berhenti dan juga aku tanyakan Yudi, kenapa dia berani sekali memperlakukanku seperti itu, padahal di dalam hati aku pun memang menginginkannya. 

Dia pun minta maaf, tapi tangan nya tetap saja tidak mau lepas dari bagian payudaraku. Aku yang tak kuasa menahan pada rangsangannya. Akhirnya kubalas saja elusan tangannya dengan sebuah ciuman dikeningnya. Aku tidak menyangka dia akan menarik tubuhku, dan langsung menciumi bibirku. Dia melumat pada bibirku, sampai-sampai aku kini sulit untuk bernafas. Dia mulai berani buat menyelusupkan tangannya didalam kaos ketatku. Aku lepaskan saja dan juga tangannya pun begitu amat terampil buat mengelus-elus payudaraku. Bahkan putingku kini sudah dia elus. Aku cuma melenguh, “ah..ah..ah..ah..ah..ah..”

Tangan kirinya kini mulai turun ke arah bagian pangkal pahaku. Tangan nya mulai membuka pada reseletingku perlahan-lahan. Dan juga tangannya mulai mengelus dalam kemaluanku. Aku yang kini semakin keras mengeluarkan suara. Dan hingga akhirnya aku sampai kaget tiba-tiba ada untuk sebuah mobil dengan kecepatan sangat tinggi dari arah yang berlawanan, menyorotkan pada sinar lampunya. Konsentrasiku langsung buyar. Aku lalu membereskan dalam reseletingku dan juga kaos ketatku. Begitu juga Yudi akhirnya permainan yang telah berlangsung sekitar hampir setengah jam itu harus kini berakhir karena sorotan sebuah lampu mobil yang lewat tadi.

“Febri, maafin aku yah. Telah berlaku sangat kurang ajar sama Febri.”
“Nggak apa-apa kok. Tapi saya jadi bingung, kenapa kamu berani sekali berbuat seperti ini kepada saya. Padahal kamukan lebih muda dari saya.”
“Nggak tahu deh, Febri mungkin saya kini mulai menyukaimu sejak pada pertemuan kita di Cafe.”
“Gombal...” kataku agak sedikit manja.

Gairah Kenikmatan Yang Tiada Tara Dari Seorang Janda

“Aku geli banget sewaktu kamu elus tadi. Mungkin dikarenakan aku baru merasakan kembali pada sentuhan pria. Kalau boleh aku berkata jujur baru kali ini loh ada cowok yang berani menyentuh aku. Sejak perceraian nya aku dengan kepada suamiku.”
“Sudahlah Febri, jangan ngomongin pada perceraian, nanti kamu bisa sedih. Mendingan kita langsung melanjutkan perjalanan deh..”

Kami melanjutkan dalam perjalanan dengan berbagai suatu gejolak perasaan dan juga kenikmatan yang baru saja aku raih bersama Yudi. Sambil dia kini menyetir mobil, Yudi tidak lupa untuk mengelus pahaku juga pada payudaraku.

“Febri, bagaimana kalau kita untuk berhenti dulu di hotel. Biar kita kini bisa lebih tenang untuk melakukannya.”

Aku pun bingung, antara mengiyakan dan juga tidak. Jujur saja sih, aku sangat ingin merasakan lebih jauhnya lagi dari elusan hingga lembutnya itu. Tetapi aku ragu dan juga malu. Pada Akhirnya kuputuskan, Untuk mengiyakan ajakkannya.

Sesampainya didalam kamar Hotel Yudi tidak memberikan kesempatan untukku buat beristirahat. Dia langsung memelukku dan juga melumat bibirku. Aku gelagapan dan juga tidak kuasa menolak nya ketika Yudi mulai membuka kaos ketatku dan sampai membuka celana panjangku. Aku yang disuruhnya duduk diatas meja. Dengan elusan pada tangannya, Yudi telah membuka Bra-ku yang dan juga celana dalamku. Dia mulai menciumi padalubang kewanitaanku.

“Ah.ah.ah.ah.ah. teruss. ah. enaak ah. ah. ahh. ahh. aaahhhh..”

Lidah Yudi merojok-rojok dalam vaginaku dan juga menjilat klitorisku. Lalu kubuka pada kemeja dan juga celana jeansnya Yudi. Kaget! Ternyata kontolnya Yudi sudah keluar hingga melewati celana dalamnya. Kelihatan dari ujungnya memerah. Aku sampai takut, apakah lubang dari kewanitaanku muat untuk kontrolnya. Sudah terasa untuk satu jari dimasukkan kedalam bagian lubang kewanitaanku. Dikeluar masukkannya pada jari itu dan sampai diputar-putar. Digoyangkan ke kanan dan kiri. Satu jari kini dimasukkannya lagi. Terasa sangat sakit, tapi sangatlah nikmat. Mungkin masih penasaran Yudi memasukkan jarinya untuk yang ketiga. 

Enak Nya Ngentot Dengan Pembantu Yang Hot

Dikeluar-masukkan digoyang hingga kiri kanan. benar-benar Nikmat sekali. Sedangkan pada tangan kirinya membantu untuk membuka lubang kewanitaanku buat mempermudah memasukkan pada jari-jari kanannya.

“Ah.ah.ah.ah.ahh.ahh. teruss. aduh. nggak kuat Yudi. Aku sudah mau keluar nih..”
Akhirnya aku sampai basah. Aku puntersenyum puas.
“Sekarang gantian yah, jilatin punyaku dong Febri..” Yudi memohon kepadaku.
“Iya Yudi, tapi punyamu panjang sekali, muat nggak yah..?” jawabku.
“Coba dulu saja, Febri. Nanti juga akan terbiasa.”
“Aaaaw.. jangan didorong dong Yudi, malah masuk sampai ke tenggorokkanku, pelan-pelan saja yah. Punyamu kan panjang.”
Sekitar dalam lima belas menit kemudian pun erangan Yudi semakin menjadi-jadi.
“Ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ah.ahhh..”

Kuhisap semakin sangat kuat dan juga kuat, Yudi pun semakin keras pada erangannya. Yudi mulai tangan nya bekerja lagi untuk mengelus vaginaku yang mulai mengering hingga basah kembali. Mulutku masih penuh kemaluan Yudi dengan gerakan keluar masuk.

“Sudah dulu Febri, aku tidak tahan.., masukkin saja langsung kepunyamu yah..?” pinta Yudi.

Aku hanya bisa menganggukkan kepala saja, sambil berharaf-harap dengann cemas apakah punyaku ini muat ataupun tidak dimasuki kepunyaannya Yudi. Kedua kakiku diangkat hingga ke pundak kiri dan juga kanannya, sehingga posisiku kini mengangkang. Dia dapat melihat dengan sangat jelas kemaluanku. Kulihat dia sedang mengelus kemaluannya, dan juga menyenggol-nyenggolkan pada dalam kemaluanku aku sampai dibuat kegelian. 

Dibukanya kemaluanku ini dengan tangan kirinya dan juga tangan kanan menuntun pada kemaluannya yang besar dan hingga panjang menuju masuk lubang kewanitaanku. Didorongnya dengan perlahan, “Sreettt..,” dia melihatku sambil dalam tersenyum dan sampai dicobanya sekali lagi. Mulai kurasakan ujung kemaluan Yudi masuk perlahan. Aku mulai terasa geli akan tetapi agak sakit sedikit. Mungkin karena lubang dalam kewanitaanku tidak pernah lagi dimasukkan kemaluan laki-laki. Yudi melihat aku meringis hingga menahan sakit dia langsung berhenti dan bertanya.

Tante Girang yang Haus Sex Ingin Digenjot Terus“Sakit yah..?”

Aku tidak menjawab hanya bisa kupejamkan mataku ingin cepat-cepat merasakan kemaluan yang besarnya itu.
Digoyangnya dengan perlahan dan, “Bleesss..” digenjotnya sangat kuat pantatnya sampai ke depan hingga aku langsung menjerit, “Aaahhh..”

Kutahan pantat Yudi untuk tidak bergerak. Rupanya dia sudah mengerti kemaluanku agak sedikit sakit dan dia pun juga ikut diam sesaat. Kurasakan kemaluan Yudi berdenyut dan juga aku tidak mau ketinggalan. Aku berusaha untuk mengejang sehingga kemaluan Yudi merasa dalam kupijit-pijit. Selang dalam beberapa saat kemaluanku kini rupanya sudah dapat untuk menerima semua kemaluan Yudi. Aku sudah mulai basah dan hingga terasa ada kenikmatan mengalir didalam sela pahaku. Perlahan Yudi menggerakkan pantatnya kebelakang dan kedepan. Aku kini mulai kegelian dan sungguh menikmati. Kubantu Yudi dengan ikut menggerakkan pada pantatku berputar.

“Aduuhh..Febri..” erang Yudi menahan laju dalam perputaran pantatku.

Rupanya dia juga sangat kegelian kalau aku sedang menggerakkan pada pantatku. Ditahannya pantatku hingga kuat-kuat agar tidak berputar-putar lagi, justru dengan saat menahan pantatku kini kuat-kuat itulah aku yang telah menjadi geli dan juga berusaha untuk melepaskan nya dengan agar cara bergerak berputar-putar lagi, tapi dia semakin sangat kuat memegangnya. Kulakukan lagi dalam gerakan berulang dan hingga sampai kurasakan telur kemaluan Yudi menatap pantatku licin dan juga geli. Rupanya Yudi termasuk orang yang kuat juga berkali-kali dalam kemaluannya mengocek kemaluanku masih kini tetap saja tidak menunjukkan adanya suatu kelelahan bahkan dia semakin meradang.

Kucoba untuk mempercepat gerakan pada pantatku berputar semakin sangat tinggi dan cepat, kulihat hasilnya Yudi mulai kini kewalahan dia terpengaruh dengan iramaku yang semakin dalam lancar. Kuturunkan untuk kakiku menggamit pinggangnya, dia pun semakin tidak bergerak dan berputar lagi tapi dia kini semakin kuat memegangnya. Kuturunkan kakiku untuk menggamit pinggangnya dia pun semakin tidak leluasa untuk bisa bergerak, sehingga aku bisa dapat mengaturnya. 

Memek Tante Ku Yang Memang Hot

Aku merasakan pada kemaluanku mengeluarkan suatu cairan untuk membasahi dalam kemaluan Yudi, tetapi Yudi belum keluar juga.

Kupegang batang kemaluan Yudi yang keluar masuk pada liang kewanitaanku, ternyata masih ada sedikit sisa yang tidak dapat lagi masuk ke liang senggamaku. Aku pun terus bisa mengerang keasyikan, “Ah.ah. terus. ah. Enak. Ugh. ah. lebih cepat lagi Yudi.

ah.ah.aahh.aah.aah.aah.ash.sshh.”“Kecepek.kecepekk.kecepekkk.” bunyi dalam kemaluanku saat kemaluan Yudi mengucek habis didalamnya.

Febri.. aku sudah mau keluar, Tahan yah..,” pintanya menyerah.

Tanpa membuang waktu lagi langsung kutarik kemaluanku dari kemaluan nya, kugenggam dan juga dengan lincah kini kumasukkan bonggol kemaluan tersebut kedalam mulutku, kukocok sambil lalu kuhisap kuat-kuat, kuhisap lagi dan juga dengan sangat cepat mulutku maju mundurkan untuk mencoba merangsangkan agar air maninya segera cepat keluar. Mulutku kini mulai payah tapi air maninya yang kuharapkan belum juga keluar. Kutarik pada kemaluan dari mulutku, Yudi tersenyum dan juga sekarang telentang. Kupegang batang kemaluannya, kutuntun kedalam lubangku dengan aku langsung mendudukinya. Aku beraksi kini naik turun dan hingga dia memegang susuku dengan amat erat. Tidak lama kemudian lalu ditariknya tubuhku sampai melekat di dadanya, dan juga aku terasa panas.

“Sreet.sreett.sreettt.” kurasakan ada suatu semburan hangat yang bersamaan dengan keluarnya kini pelicin dikemaluanku dia pun langsung memelukku erat demikian pula juga dengan aku.

Baca Juga :

0 komentar:

Posting Komentar