21 Oktober 2017

Kisah Seks Wanita Berjilbab Istri Pejabat


CahayaBokep99 - Kisah Seks Wanita Berjilbab Istri Pejabat || Seperti ini Kisah Cerita Bokep nya Di kalangan masyarakat komplek perumahan yang aku tinggali saat ini, aku termasuk ibu rumah tangga yang alim dan juga terhormat. Aku ini sangat mencintai suamiku, Mas Budi yang saat ini berusia 35 tahun, cukup ganteng rupanya, punya jabatan juga (dia adalah seorang insinyur dan juga manager dari sebuah perusahaan konstruksi).

Kisah Seks Wanita Berjilbab Istri Pejabat

Aku sendiri Indri, 29 tahun, parasku cukup cantik, bahkan menurut tetangga tetanggaku aku ini sangatlah cantik, sampai sampai mereka bilang aku ini pantas jadi model. Setiap harinya jika aku keluar rumah, aku selalu memakai jilbab panjang yang menutupi hingga pinggangku, lengkap dengan jubah panjang yang menutupi seluruh tubuh ini. Aku pun aktif dalam setiap pengajian-pengajian yang sering diadakan di sekitar rumahku. Jujur memang aku akui diriku ini agak kesepian. 

Sejak 4 tahun pernikahan, kami masih belum juga dikaruniai anak. Saat-saat suamiku tidak dirumah bersamaku, aku sering khawatir dan cemburu. Takut suamiku ini malah mencari perempuan lain yang bisa memberikan dirinya seorang anak. Demikian pula disaat suami sedang sibuk ataupun kelelahan dan tidak banyak berbicara, aku sudah cepat curiga dan cemburu juga. Aku jadi lebih sering membesarkan hati sendiri, bahwa tidak ada yang kurang dari diriku ini. Berbalut pakaian islami, tubuh seksi sintal, kulit putih, ukuran payudara 36B yang cukup besar, pantat pun masih montok, pasti tidak mungkin jika suamiku mencari wanita lain di luar sana.

Demikianlah sampai pada suatu ketika karena aku ada sedikit gangguan kesehatan. Aku pun pergi berobat ke sebuah klinik posyandu yang tidak jauh dari rumahku. Biasanya jika aku sakit begini, suamiku sendiri yang mengantar ke RS Medika Kuningan. Tetapi karena dia sedang ada tugas keluar kota jadi aku harus ke pergi dokter sendiri. Hari itu aku memakai jubah panjang yang berwarna hitam lengkap dengan jilbab berwarna merah muda yang juga panjang. 

Kisah Seks Wanita Berjilbab Istri Pejabat dengan Kontol Besar

Saat aku turun dari mobilku terlihat di ruang tunggu posyandu sudah dipenuhi oleh orang. Tetapi aku santai saja karena memang tidak ada urusan penting yang menunggu sehingga harus buru-buru. Mas Budi, juga sudah keluar kota untuk 1 minggu sejak kemarin pagi. Aku pun juga tidak perlu masak memasak. Karena kami berlangganan makanan dari tetangga yang mengusahakan catering. Sesudah beberapa saat menunggu, aku terasa ingin pergi ke toilet untuk kencing.

Aku pun langsung berjalan melalui lorong klinik yang cukup panjang dan kemudian deretan pintu toilet untuk lelaki aku sampai ke toilet perempuan. Pada saat inilah peristiwa itu terjadi hingga melahirkan kisah ini. Tanpa sengaja disaat aku melewati toilet lelaki aku melihat ke sebuah toilet yang pintunya terbuka lebar. 

Aku langsung tertegun dan sangat kaget seperti tersengat listrik. Kusaksikan seorang lelaki yang sedang berdiri kencing dan kulihat jelas pancuran kencingnya yang keluar dari kemaluannya yang nampak tidak tersunat itu. Yang membuat aku tertegun adalah besarnya kemaluan dari lelaki itu. Aku menganggapnya sungguh luar biasa besar dan panjang. Dalam pandangan yang singkat itu aku sudah berkesimpulan, bahkan dalam keadaan belum tegang (ngaceng) saja sudah nampak sebesar pisang tanduk.

Aku tak kuat membayangkan sebesar apa jika kemaluan itu dilanda birahi dan ngaceng berat. Aku masih saja tertegun saat lelaki itu melihat keluar dan melirik kearahku yang sedang mengamatinya. Entah sengaja atau tidak, dia malah menggoyang-goyangkan kemaluannya itu. Mungkin itu dilakukan untuk menuntaskan kencingnya. 

Aku bergegas untuk pergi. Aku malu jika dikira sengaja untuk melihatinya. Dan aku juga malu pada diriku sendiri ini, sebagai istri ataupun wanita sebagaimana yang aku gambarkan di atas tadi. Tetapi entahlah rasanya aneh sekali. Barangkali lelaki tadi telah sempat melihat mataku yang setengah melotot melihat kearah kemaluannya. Aku sendiri menjadi resah. Sampai pulang berobat pun hal itu terus mengganggu perasaanku.

Kisah Seks Wanita Berjilbab Istri Pejabat yang Suka Kontol Besar

Aku akui, karena peristiwa itu selama aku menunggu panggilan dari petugas klinik, pikiranku terus melayang-layang. Aku tidak dapat membuang ingatanku atas apa yang kulihat tadi. Mungkin saja aku tergoda. Dan tidak kayak biasanya, libidoku ini terganggu. Bayangan akan seandainya kemaluan segede itu dapat menembusi vaginaku terus mingikuti pikiranku. Jantungku terus berdegup kencang dan cepat. 

Entah apa yang ada di benakku ini. Kenapa aku malah menjadi seperti ini?! Seorang Indri yang cantik, terhormat, dan alim tak boleh berpikir seperti ini ! Bahkan saat ini aku mulai mencari-cari, siapa sebenarnya lelaki itu. Kuperhatikan di tengah pengunjung yang ada di ruang tunggu dan juga selintas yang ada di teras dan halaman kebun, namun aku tidak pernah menjumpainya lagi.

Khayalanku semakin luas bahkan terus bergerak menjadi demikian jauh. Kubayangkan seandainya kemaluan seperti itu berdiri tegak menantang. Dan aku cocol ada di dekatnya sampai hidungku disergap wangi kelelakiannya selagi aku menghayalkan menjilati kemaluan yang tegak itu. Ahh.. Tanpa sengaja tanganku memilin puting susuku sendiri dari balik jilbab panjangku. Rasa gatal yang menjalar ini kurasakan pada ujung-ujung pentilku, begitu hebat. 

2 hari kemudian, Aku sedang asik menyirami bunga yang ada di halaman ketika itu aku mendengar tukang pengumpul koran lewat didepan rumahku, “Koran bekas.. Korraann…” teriakannya dengan suara yang khas. Sudah lebih dari 3 bulan ini koran bekas numpuk didekat lemari buku suamiku. Aku pun berfikir untuk menjual koran tersebut guna mengurangi sampah di rumah.

Tanpa banyak fikir lagi, ”Bang, tunggu, saya ada koran bekas, tuhh…” sambil aku beranjak memasuki rumah untuk mengambilnya. Namun ternyata koran tersebut cukup banyak dan berat. Kuputuskan, biar si Abang itu saja yang mengambil sendiri. Kusuruh dia masuk ke rumahku sambil membawa timbangannya. Setelah mengalitkannya dengan rapi dan menimbangnya, dia memberikan Rp. 15.000, ke aku untuk harga dari koran itu. 

Bu Indri Istri Pejabat yang Doyan Kontol

“Terima kasih, ya Bu..”Dan aahh.. Kurang ajar bener nih kelakuan Abang. Disaat menyerahkan uang di ruang tamu rumahku itu tangannya setengah meraih dan kurasakan hendak meremas tanganku. Aku pun  menarik tanganku secepatnya dan.. Aku kaget. Bukankah ini lelaki yang kulihat di klinik kemarin. Orang yang telah membuat jantungku berdebar dengan kerasnya. Semula aku ingin memarahinya, namun sekarang aku ragu. Hatiku berbicara lain.

Bukankah dia yang sudah mampu membuat aku resah gelisah selama ini. Bu Indri yang alim ini sekarang tertegu penuh birahi di hadapan seorang kuli pengumpul Koran bekas. Tidak terelakkan mataku pun mulai mencari-cari. Mataku menjelajahi seluruh tubuhnya. Berbaju kaos oblong sisa dari kampanye Pilpres yang berlogo salah satu calon gubernur kemarin, aku memperhatikan gundukan yang menggunung pada selangkangan yang bercelana jeans kumel. Namun bila dilihat lebih jelas lagi, ternyata Abang pengumpul koran ini bersih dan.. Sangat jantan. 

“Haahh… kayaknya saya pernah lihat Abang ini, deh,” begitu aku berpura kelupaan. Dia memandangku aku dengan pandangannya yang tajam menusuk. Terus terang aku pun jadi takut dan bergidik dibuatnya.

Dan yang terjadi adalah langkah pasti dari seorang pejantan, ”Yaa.. Aku sempat melihat ibu di klinik itu, kan. Waktu itu ibu mengintip aku yang lagi kencing?!”

Aku pun membantah tuduhannya itu. Namun apa juga sih artinya. Toh terbukti bahwa dia telah menggetarkan jiwaku ini. Dan dengan segenap percaya diri yang disertai senyumannya yang mesum itu dia mendesah berbisik di telingaku.. ”Aku sering berselingkuh dengan perempuan di luar istriku sendiri, Bu. Aku juga tahu kebanyakan perempuan suka dengan apa yang aku punya ini. Aku sangat tahu dan paham, Bu,” dengan bisik desah serak-seraknya yang tanpa ragu membanting dan merobek-robek harga diriku. Dan yang lebih hebat lagi. ”Nih….. jika Ibu mau lihat?,” tanpa ragu juga dia cepat melepaskan celananya dan mengeluarkan kemaluannya yang sedang belum berdiri tegak. 

Abang Pengumpul Koran Memperkosa Istri Pejabat

Namun aku sekarang menjadi sangat ketakutan. Bagaimana seandainya dia bukan hanya menarik hatiku saja tetapi juga untuk berbuat jahat atau kejam atau sadis padaku. Apa jadinya? Ahh, dia telah melumpuhkan pertahanan diri ku yang memakai jilbab panjang ini. ”Nggak, Bang.. Cukup. Terima kasih.. Sudah sekarang tinggalkan saya.. Tinggalkan rumah ini,” kataku dengan panik, cemas, takut dan rasanya pengin nangis atau minta tolong pada tetangga.

Tetapi semuanya tampak langsung musnah ketika tanpa terasa tanganku telah berada dalam genggamannya dan menariknya untuk disentuhkan dan digenggamkan ke batang kemaluannya yang kini telah bangkit membusung tinggi, dengan sepenuh liku ototnya, dengan semengkilat bening dikepalanya, dengan aroma lelaki yang menerpa dan menusuk sanubariku ini. 

“Lihat saja dulu, Bu.. Jangan takut.. Aku nggak akan menyakiti ibu, kok,” bisiknya setengah bergetar, terdengar begitu penuh pengalaman dan sangat menyihir diriku. Dan benar saja aku menjadi korban tangkapannya seperti rusa kecil dalam terkaman singa pemangsanya.”Lihat dulu dong bu…” sekali lagi diucapkannya. Kali ini dengan tangannya sambil meraih dan kemudian menekan kedua bahuku untuk bergerak merunduk lalu jongkok. Dan sekali lagi aku menjadi sangat penurut. Aku pun berjongkok. Dan kusaksikan apa yang memang sangat ingin kusaksikan dalam 2 hari terakhir ini.

Aku yang waktu ini tengah menggunakan jilbab panjang kini lagi berhadapan langsung dengan kemaluan seorang pria yang bukan suamiku sendiri, dan aku tengah sangat terangsang. Ini bukan saja yang namanya pesona. Ini merupakan suatu sensasi bagiku, Ibu Indri yang santun dan alim, istri manager yang juga insinyur itu. Kini telah terangsang oleh kontol yang bukan milik suamiku sendiri.

Dengan jantungku yang berdebar-debar memukul-mukul dada, mataku tak berhenti menatap kemaluan lelaki lain ini. Sungguh aku benar benar terpesona. Kemaluan itu nampak sangat ‘ngaceng’ seperti laras meriam yang lobangnya mengarah tepat ke wajahku. Aku menyaksikan lubang kencing yang sungguh menyihir libidoku. 

Kontol Besar Abang Pengumpul Koran Membuatku Terangsang

Aku menyaksikan ‘kontol’ yang dahsyat ini. Aku langsung lumpuh seperti terhipnotis. Aku terjerat kelumpuhanku. Kusaksikan ujung kontol itu semakin mendekat, mendekat, mendekat hingga menyentuh kedua pipiku, hidungku dan juga bibirku. Yang kemudian kudengar adalah sepertinya ‘suara jauh dari angkasa’ yang penuh intonasi penekanan, ”Jilat, ya Bu jilbab, diisep. Banyak kok ibu-ibu pengajian di sekitar sini yang sudah menikmati ini juga. Isep kontolku, bu.

Aku ingin merasakan bibir dari Ibu jilbab yang sangat cantik dan seksi ini. Aku ingin menikmati isepan mulut seksi Ibu yang pake jilbab panjang ini” Tangan kanannya pun mulai menekan kepalaku yang masih berbalut jilbab dan tangan kirinya mengarahkan ‘kontol’nya ke arah mulutku. Bagaimana diriku mampu untuk mengelak sementara aku sendiri serasa lumpuh pada sendi-sendiku. Aku merasakan ada asin-asin di lidahku.

Aku pun tersadar. Aku jadi sepenuhnya sadar namun segalanya sedang berlangsung. Aku pun tidak mampu untuk menghindar, baik dari kekuatan fisikku yang lemah maupun dari tekad yang dikuasai rangsangan ini. Tak lama kemudian Mungkin baru berlangsung sekitar 1 atau 2 menit saat ‘kontol’ itu terasa semakin mengeras dan juga memanas. Mulutku ini penuh dijejali bongkol kepalanya yang menebar rasa asin itu. 

Sambil berdiri mengangkangi aku yang jongkok di depannya si Abang tadi dengan sangat kuat mendorong-dorong kepalaku dan mulai menggoyangkan pinggulnya mendorong dan menarik ‘kontol’nya ke mulutku. Lagi, lagi, dan lagi. Hingga nyaris membuatku tersedak. Rasanya ujung ‘kontol’ itu sudah merangsek maju mundur ke gerbang tenggorokanku. Kedutan-kedutan besar dari kontol itu yang disertai dengan semprotan-semprotan lendir kental yang hangat penuh muncrat ke dalam mulutku. Aku tahu persis, si Abang telah menumpahkan air maninya ke mulutku.

Dan akhirnya yang tidak pernah kuduga sebelumnya adalah saat dia menekan hidungku sampai dengan ngap-ngapan aku tertekan menelan tuntas semua cairan kentalnya dan membasahi tenggorokanku. Rasanya sepertinya aku minum dan makan kelapa muda yang sangat muda. 

Kontol Besar Pengumpul Koran Memberikanku Kenikmatan

Lendirnya itu demikian lembut memenuhi mulut untuk kukunyahi dan terpaksa menelannya. Bahkan pada suamiku sendiri aku tak pernah merasakan yang seperti ini. Rasanya aku sangat jijik dan tak akan pernah melakukannya pada Mas Budi. Aku pun masih tertegun dan tercengggang bengong oleh rasa dan bau yang memenuhi rongga mulutku saat dia menggelandangku ke kamar tidurku.

Dengan tenaga kelelakiannya dia mengangkut dan baringkan tubuhku ke ranjang pengantinku, di kamar tidurku sendiri. Entah kekuatan apa, aku tak mampu mengelakkan apa yang si Abang ini telah lakukan padaku. Dia lepasikan busanaku. Dia tarik secara perlahan. Demikian pula pakaian dalamku. Namun yang aneh, dia hanya menyisakan balutan jilbab panjang tetap menempel di kepalaku. 

Dia renggut BH-ku seketika hingga aku yakin kancing-kancingnya lepas. Dan tidak lupa juga di mengambil celana dalamku. Dia ciumi celana dalamku itu sambil menebar senyuman birahi dari gelora syahwatnya yang lagi terbakar berkobar. Kemudian rebah menindih tubuh telanjangku yang hanya dibaluti oleh jilbab panjangku.

“Bu Jilbab yang seksi, biarkan aku buat Ibu ketagihan dengan kontolku ini yaa.. Nikmati kontolku Bu. Mahal ini loh. Aku tak mau sembarang ibu-ibu aku layani nafsunya. Aku hanya milih-milih saja,” begitu suara orang yang dilanda birahi sambil tangannya meremasi pinggul kemudian bokongku sementara bibirnya yang demikian tak terawat mulai melumat bibirku. Aku berusaha menolaknya. Rasa jijik dan enggan menderaku, namun aku tak bisa menolah gejolak birahiku sendiri. 

Sasaran berikutnya benar-benar membuat aku menyerah. Dia hisap pentil susuku. Dia gigiti dagingnya. Entah berapa lama dia isepin dan tinggalkan cupang-cupang kotor mulutnya pada seluru bidang dadaku, leherku, bahuku, ketiakku. Kemudian juga turun keperutku, ke selangkangan, ke pahaku. Adduuhh.. Aku sungguh sangat merasakan nikmat surgawi. Ini adalah kenikmatan hubungan seksual yang tidak pernah aku peroleh dari suamiku. Dan ketika puncak birahinya datang, si Abang ini naik menindih kembali tubuhku.

Merasakan Nikmatnya Kontol Besar Milik Abang

Kurasakan kontolnya kini mulai menggosok-gosok paha dan juga selangkanganku. Aku sudah benar-benar terbius, terhipnotis oleh rangsangan yang Abang ini berikan. Dorongan nafsu birahiku sudah berada di puncaknya. Aku sudah tak mampu untuk menahannya lagi. Sekarang desah, rintih, jerit tertahan keluar dari mulutku dan memenuhi kamar pengantinku yang sempit ini,

”Tolonng baang.. Ayoo, Bang.. Aku sudah nggak tahaann.. Toloong.. Enak bangeett baang.. Aku cinta kontol abaang.. Aku suka kontol abaang.. Biar aku minum lagi pejuh abang nanti yaa…” kuraih dengan cepat kemaluan besar itu dan kutuntun untuk memasuki kemaluanku yang sudah amat basah menantinya. Masih dalam upaya penetrasi, dimana ujung kontol besar yang dahsyat itu sedang menerpa-terpa bibir kemaluanku ketika aku meraih orgasme pertamaku. 

Aku kembali menjerit dan mendesah tertahan. Aku ingin melampiaskan nafsu syahwatku. Kurajam pundak si Abang dengan cakarku. Kuhunjamkan kukuku ke dagingnya. Rasanya kemaluanku begitu mencengkeram untuk memperkecil kepala kemaluan itu menembusinya. Namun rasa gatal ini sangat dahsyat dan nikmat.

Si Abang dengan cepat menerkam bibirku sambil mendesakkan kontolnya dengan kuat ke lubangku. Begitu blezz.. Aku langsung diterpa orgasme keduaku. Ahh.. Inikah yang disebut orgasme beruntun? Hanya selang 15 detik aku kembali mendapatkan kembali orgasmeku. Ternyata memang inilah. 

Dalam hujan keringat yang keluar dari tubuhku dan tubuhnya semasih 4 jam sampai jam 6 sore, aku mendapatkan orgasme beruntunku hingga sekitar 16 atau 20 kali. Aku tak mungkin melupakan kenikmatan ini. Mungkin aku tertidur karena puas dan lelah yang sudah kudapatkan.

Akhir Cerita Indri Berjilbab yang Suka Kontol Besar

Aku pun terbangun saat kupingku mendengar telpon berdering. Aku bangun dan lari untuk mengangkatnya,”Indri sayang, apa kabar..? Sehat? Aku sedang berada di pusat kerajinan di Balikpapan, nih. Banyak barang-barang artistik disini. Pasti kamu senang. Mau dibeliin apa?,” demikanlah kebiasaan suamiku kalau bertugas keluar kota. 

Dia selalu sempatkan mencari barang-barang kerajinan asli setempat. Dia tahu aku sangat menyenangi barang-barang macam itu. Kasihan, dia bekerja keras jauh dari rumahnya, dia telah kehilangan permatanya..

Ternyata dengan gampang aku telah melepaskan dalam selingkuhku dengan si Abang. Masih pantaskah aku menjadi istri yang alim dan terhormat? Kulihat si Abang telah pergi. Mungkin sebelum aku terbangun tadi. Tumpukkan koran itu telah dibawanya. Kulihat barang-barangku yang lain tak ada yang berubah dari tempatnya. Hanya saja terdapat catatan kecil di atas celana dalam si Abang. Catatan tersebut bertuliskan nomor telepon si Abang tadi. Aku pun merasa semakin terangsang saat mencium aroma celana dalamnya. 

Sejak hari itu, aku dan si Abang pengumpul koran semakin menjadi jadi, aku pun menjadi tak sungkan sungkan untuk melampiaskan hasrat birahi ku ini. Aku jadi lebih sering bercinta dengannya, bahkan dengan berbagai gaya. Aku pun selalu mendapatkan orgasme beruntun yang sangat nikmat dan tak pernah kudapatkan dari suamiku. Mungkin aku sudah menjadi Ibu Indri Berjilbab yang suka Kontol Besar.

Baca Juga :


0 komentar:

Posting Komentar